Rabu, 30 Desember 2009

etika dalam kepemimpinan manajerial

ETIKA DALAM KEPEMIMPINAN MANAJERIAL
Written by MUHAMMAD HERI MURSYID on December 31, 2009 – 10:54 am
Etika bisnis adalah bisnis setiap orang di setiap hari yang meliputi orang-orang dan tindakan mereka. Maka etika bisnis termasuk semua manajer dan hubungan bisnis mereka dan juga tindakan-tindakan mereka. Tindakan-tindakan manajerial mereka selalu mempunyai dimensi etika. Yang pertama adalah, manajer tidak dapat bekerja dengan ekonomi murni tanpa menyentuh kehidupan manusia. Artinya adalah bahwa seorang manajer tidak dapat bekerja sendiri tanpa bantuan dari anak buahnya. Pekerjaan seorang manajer menjadi ringan dan cepat selesai apabila Ia diperbantukan oleh orang-orang yang berkompeten di bidangnya. Lalu apakah dibantu saja sudah cukup? Tentu tidak! Mereka semua tergabung dalam sebuah tim. Dalam bisnis, untuk mencapai suatu keberhasilan, maka tim tersebut harus dapat bekerja dengan baik sehingga dapat nantinya dapat mencapai keberhasilan yang efektif dan efesien. Nah, di sinilah dibutuhkannya kepemimpinan.
Kepemimpinan yang baik dalam bisnis adalah kepemimpinan yang beretika. Etika adalah ilmu normative penuntun manusia, yang memberi perintah bagi kita apa yang harus kita kerjakan dalam batas-batas sebagai manusia. Itu menunjukkan kita dengan siapa dan apa yang sebaiknya dilakukan. Maka etika diarahkan menuju perkembangan manusida dan mengarahkan kita menuju aktualisasi kapasitas terbaik bagi kita.
Kita terikat dalam etika bisnis setiap kali memanggil seseorang atau pemimpin manusia secara moral baik atau buruk, benar atau salah, adil atau tidak adil. Kita semua mempunyai pandangan dengan nilai dan standar untuk dasar kita mengevaluasi kinerje dan tindakan bisnis. Tipe manajer yang sukses adalah memiliki pengaruh intelegensi dalam memimpin, harus dapat selalu menentukan rencana guna mencapai tujuan. Manajar harus dapat menggunakan kepandaiannya untuk menghadapi segala masalah dengan bijaksana.
Filosofi hidup dan gaya kepemimpinan manajerial berdasarkan pada pandangan yang pesimis atau optimis terhadap orang lain. Melihat kembali ke manajer aktualisasi diri, yang memandang orang lain secara optimis.Manajer mempengaruhi orang lain dalam hal bekerja mencapai tujuan perusahaan. Cara-cara mereka mendominasi dan mempengaruhi aktivitas orang lain secara langsung. Gaya kepemimpinan manajer dan aplikasinya adalah ekspresi eksternal dari karakter dan jenis moral pribadinya.
Formula kepemimpinan yang baik adalah memiliki integritas, kemitraan dan penegasan. Integritas diperoleh dari dari respek dan kepercayaan. Kemitraan adalah mengumpulkan potensi-potensi yang ada dari anggota tim. Penegasan berarti menjadikan orang lain mengerti dan mengetahui apa yang dilakukannya adalah penting dan orang-orang itu juga merasa dihargai.
Sebuah tim yang berkinerja tinggi tidak boleh menjadi lambat hanya karena ada yang gagal dalam menjalankan komitmennya. Anggota tim yang tidak memiliki komitmen berarti tidak respek pada tim dan anggota lainnya. Kepemimpinan menjadi efektif apabila semuanya dimulai dari self-leadership setiap anggotanya. Dalam artian, tim itu menjadi kuat, bila masing-masing pribadi dari anggotanya memang berkomitmen untuk selalu respek dan loyalitas terhadap kemajuan timnya.
Kepimpinan bersifat dua arah. Di mana kepimpinan bukanlah merupakan apa yang anda lakukan terhadap orang lain, melainkan apa yang anda lakukan bersama orang lain. Dalam tim, kita tidak bekerja sendiri. Masing-masing anggota mengemban tugas masing-masing dan mereka bekerja mandiri namun masih bergantung dan berkesinambungan satu sama lainnya. Dalam tim dibutuhkan kerjasama dan kekompakan yang akan menjadikan tim tersebut kuat dan solid.
Dalam sebuah tim, sangat dibutuhkan kepercayaan. Kepercayaan berarti membiarkan orang lain melakukan apa yang menjadi tugas dan wewenangnya serta bertindak secara sama tetapi masih di dalam batas kewajaran. Misalnya anggota diberi kepercayaan memiliki hak dan kewajiban bekerja memakai computer, bukan berarti bila sang pemimpin tim tidak berada di tempat, lalu anggota tim itu bisa dengan leluasa bermain game atau internet. Begitu juga dengan pemimpin, pemimpin bukan berarti bebas lepas melakukan apapun jua yang Ia sukai. Pemimpin juga harus selalu menghormati peraturan yang telah ditetapkan bersama. Kepercayaan terjadi apabila nilai dan tingkah laku bertemu. Orang-orang akan semakin menaruh respek dan kepercayaan kepada pemimpin, apabila apa yang diucapkan sang pemimpin sama dengan apa yang dilakukannya, KONSISTEN atau tidak NATO (No Action, Talk Only).
Kunci kepemimpinan yang efektif terletak pada hubungan yang dibentuk bersama anggota tim lainnya. Kepimpinan dimulai dari diadakannya rapat pembentukan. Apa yang hendak dicapai? Dengan siapa pemimpin akan bekerja? Pemimpin juga harus selalu melakukan dialog bersama anggotanya, meminta saran dan masukan dan juga tak segan-segan menegur bila anggotanya ada yang melakukan kesalahan. Pemimpin pun harus mampu legawa menerima kritikan dari bawahan sebagai cambukan agar bekerja lebih baik di kemudian hari. Formula rahasia yang kedua ini berakar dari berbagai informasi. Membagikan gambaran besar akan menjadikan setiap orang berada di halaman yang sama. Selain itu, waktu untuk berdiskusi secara satu per satu akan menambah kualitas kemitraan itu sendiri. Hubungan menjadi lebih dekat (dalam batas wajar), menjalankan tugas terasa lebih ringan apabila dikerjakan secara bersama-sama dan saling percaya. Bukankah mendaki terasa lebih gampang apabila dilakukan bersama-sama? Sapu lidi pun tak dapat membersihkan kotoran bila tidak digengam semuanya.
Selain itu, pemimpin juga diharapkan memberikan pujian, bila hasil kerja anggota timnya memang bagus. Pemimpin jangan terlalu gengsi atau menjaga jarak. Karena pujian juga merupakan hal yang sangat penting dalam kepemimpinan. Pujian yang efektif apabila diberikan secara spesifik, tulus dan dengan cepat setelah kejadian yang layak beroleh pujian terjadi. Pujian merupakan jalan terbaik bagi seseorang untuk mengetahui kalau karyanya diakui, sehingga Ia akan semakin berkeinginan untuk lebih maju lagi dalam berkarya. Setiap orang memiliki tenaga untuk memberikan pujian. Ada kalanya kita menjumpai pekerja yang kinerjanya kurang baik. namun kita juga harus mengakui kalau si pekerja masih memiliki kemampuan dan kesempatan untuk bekerja lebih baik lagi di masa datang. Orang-orang akan berpikir untuk dirinya sendiri apabila seorang pemimpin berhenti berpikir untuk mereka. Kepemimpinan pada dasarnya adalah bagaimana membawa orang-orang menuju ke tempat yang seharusnya. Pencapaian yang tertinggi dari seorang pemimpin adalah saat mereka memperoleh respek dan kepercayaan.
Pemimpin yang baik juga harus dapat menilai, mengembangkan dan mempertahankan kemampuan kepemimpinan pribadi sepanjang waktu. Dapat menginspirasi dan memotivasi orang lain (atau bawahannya). Menumbuhkna kepemimpinan yang disegani dalam tim dan organisasi atau perusahaan. Meningkatkan resonance (kewibawaan) untuk dapat selalu mendorong kinerja bawahan.
Aspek yang sangat penting daripada seorang pemimpin adalah Emotional Intelligence nya. Di mana peran kecerdasan emosi sangat penting dalam kepemimpinan. Emosi pemimpin itu dapat menular ke seluruh organisasi. Bila seorang pemimpin selalu memancarkan energi dan antusiasme dalam bekerja, maka kinerja organisasi atau perusahaan pun akan meningkat. Tidak pernah pantang menyerah, maka semua anggota tim akan begitu. Namun bila seorang pemimpn memancarkan negativitas dan ketidak nyamanan, maka kinerja organisasi akan merosot.
Pemimpin yang baik juga harus menyiratkan bahwa Ia adalah seorang pembimbing, demokratis dan penentu kecepatan dalam bekerja. Dalam membuat suatu keputusan, pemimpin sekiranya jangan plin-plan atau tidak pasti. Karena hal ini dapat memberikan dampak buruk bagi emosi bawahannya. Di mana bawahan akan merasa bahwa pemimpinnya tidak bijaksana. Sehingga mereka pun akan sering plin-plan dalam bertindak. Padahal kita ketahui bersama pengambilan keputusan sangat penting dalam kegiatan manajerial.
Pemimpin yang baik adalah seorang cakap dalam bernegosiasi dalam perundingan, dan piawai saat berhadapan dengan siasat lawan. Pemimpin yang baik juga harus selalu dapat menjadi teladan dan contoh tertinggi bagi anggotanya dalam hal keberanian, pengorbanan dan pengendalian diri. Serta seseorang yang cerdas dalam menyusun strategi. Mengingat bahwa kepimpinan sangat berhubungan erat dengan strategi. Seperti dalam berperang, tentu maju dengan strategi perang yang mantap dulu barulah berangkat. Begitu pula dengan para pemimpin dalam bisnis atau manajer. Strategi dapat ditentukan dari berbagai sudut pandang. Strategi yang baik juga mengandung nilai-nilai yang dapat membawa tim menuju keberhasilan, strategi yang baik juga dapat mengembangan hasil dari kinerja tim. Namun seorang pemimpin jangan hanya bisa membuat strategi, namun Ia harus berani melaksanakan strategi itu, walaupun untuk pencapaiannya harus melewati berbagai risiko. Namun perlu diingat pula bahwa seorang pemimpin yang baik tidak akan menempatkan anggotanya pada risiko yang sangat fatal. Karena sebagai seorang pemimpin, Ia harus selalu menjaga keutuhan dari timnya.
sumber : http://agneskurniawan.wordpress.com/2007/05/02/etika-dalam-kepemimpinan-manajerial/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar