Minggu, 18 Oktober 2009

JURNAL ILMIAH INDIVIDU RISET PEMASARAN.........

PENGUKURAN KEPUASAN ANGGOTA KEMITRAAN
TERHADAP PELAYANAN PT. X PALEMBANG


1. TEMA
Pengukuran kepuasan terhadap suatu pelayanan.
2. PENDAHULUAN
Suatu kegiatan bisnis akan dapat berjalan dengan baik apabila kegiatan itu dapat memberikan keuntungan. Keuntungan dapat diraih kalau proses pemasaran produk dapat dilakukan dengan baik. Banyak hal yang menyebabkan seseorang enggan berusaha dibidang ayam potong, antara lain pengetahuan, modal dan kemampuan yang tidak memadai. Dalam wawancara dengan peternak, banyak hal yang tidak dapat dipenuhi oleh perusahaan tentang harapan mereka, diantaranya bibit ayam yang tidak bagus, harga sarana produksi yang mahal dan waktu penjualan yang lama. Dengan tidak terpenuhinya harapan tersebut, maka secara otomatis akan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan konsumen. Salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen adalah pelayanan terhadap konsumen.
3. RUMUSAN MASALAH
a) seberapa besar kesenjangan antara jasa yang diharapkan dengan jasa yang diberikan oleh perusahaan? b) Apakah faktor-faktor manajemen produksi, kualitas DOC (day old chick), hasil usaha dan harga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan? c) Fakttor-faktor apa yang dominan berpengaruh terhadap kepuasan anggota kemitraan (pelanggan)?
4. METODE PENELITIAN
Rancangan yang digunakan adalah riset kausal. Variabel yang digunakan adalah variabbel dependen (Y=kepuasan konsumen) dan variabel independen (X1=kualitas pelayanan). Pengukuran variabel dilakukan dengan kuesioner berdasarkan skala likert. Teknik pengambilan sampel dengan cara sensus. Lokasi penelitian dilakukan di PT. X. teknik analisi data yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif.
5. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
1. Menurut responden, kinerja jasa yang diberikan perusahaan masuh belum baik, hal ini dibuktikan bahwa 69,53% responden menyatakan kinerja jasa yang diberikan perusahaan tidak baik, dan 54,92% responden menyatakan tidak puas atas pelayanan yang diberikan.
2. Kesenjangan antara harapan pelanggan dan kinerja jasa berdasarkan persepsi responden masih terjadi, antaranya kesenjangan kualitas Day Old Chick (-246), hasil usaha (-207), manajemen produksi (-186), dan harga (-137).
3. Variabel kualitas layanan, kualitas Day Old Chick, hasil usaha dan harga secara bersama-sama mempengaruhi kepuasan responden.
4. Faktor dominan yang mempengaruhi kepuasan responden adalah variabel kualitas layanan dengan beta 0,898 dan signifikan 0,000.

Minggu, 11 Oktober 2009

ANALISIS JURNAL RISET PEMASARAN

ANALISIS JURNAL

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI DAN PENGGUNA INFORMASI DAN
PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI
(PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR, Jakarta)

1. TEMA
Pemanfaatan dan penggunaan system informasi
2. MASALAH DAN LATAR BELAKANG
Informasi yang berkualitas akan terbentuk dari adanya system informasi yang dirancang dengan baik. System informasi atau penggunaan SI mencakup sampai ke tingkat operasional untuk meningkatkan kualitas produk serta produktivitas operasi. Oleh karena itu, SI harus dapat diterima dan digunakan oleh seluruh karyawan dalam organisasi investasi yang besar untuk pengadaan SI akan diimbangi pula dengan produktivitas yang besar pula.
3. TUJUAN
a) Menemukan bukti empiris untuk menguji variabel ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha dan faktor social terhadap minat pemanfaatan SI.
b) Menemukan bukti empiris untuk menguji variabel kondisi-kondisi yang memvasilitasi pemakai dan minat pemanfaatan SI terhadap penggunaan SI.
4. METODOLOGI
Design penelitian ini adalah survey. Variabel independent yaitu ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, faktor social, minat pemanfaatan SI, kondisi yang memfasilitasi pemanfaatan SI dan 2 variabel dependen yaitu penggunaan SI dan minat pemanfaatan SI. Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif. Sumber data adalah data primer, populasinya yaitu industry manufaktur yang terdapat di bursa efek Jakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan convience sampling. Sebelum analisis data, diuji validitas dan reliabilitasnya. Pengujian hipotesis menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS 11.5.
5. HASIL
Berdasarkan bukti-bukti empiris yang diperoleh, maka disimpulkan bahwa :
a) Ekspektasi kinerja mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap minat pemanfaatan SI.
b) Variabel ekspektasi usaha berpengaruh positif signifikan terhadap minat pemanfaatan SI.
c) Faktor social berpengaruh positif tetapi pengaruh tersebut tidak signifikan terhadap minat pemanfaatan SI.
d) Kondisi-kondisi yang memfasilitasi pemakai terbukti mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan SI.
e) Minat pemanfaatan SI berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap penggunaan SI.

TUGAS RISET PEMASARAN INDIVIDU

RISET PEMASARAN
ANALISIS JURNAL
Penentuan strategi pemasaran berdasarkan perilaku konsumen dengan metode diskriminan (kasus di PT. X, Solo).

1. TEMA
Penentuan strategi pemasaran berdasarkan perilaku konsumen.

2. MASALAH DAN LATAR BELAKANG
Semakin banyaknya perusahaan yang menawarkan produk dan jasa, maka konsumen memiliki pilihan yang semakin banyak pula. Oleh karena itu, perusahaan sebaiknya peranan yang besar dalam menentukan kualitas produk (barang dan jasa) dan kepuasan pelanggan. Dengan demikian, harapan pelanggan melatarbelakangi mengapa 2 organisasi pada bisnis yang sama dapat dinilai berbeda oleh pelanggannya.

3. RUMUSAN MASALAH
a) Faktor apa yang membedakan (pendiskriminan) perilaku konsumen dalam membeli di PT. X?
b) Konsumen yang mana dan bagaimana yang menjadi pelanggan PT. X?
c) Strategi apa yang digunakan untuk meraih pembeli agar menjadi pelanggan?

4. METODOLOGI
Objek dari penelitian ini adalah PT. X, Solo. Sumber data berupa data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, kuisioner, studi pustaka dan dokumentasi. Teknik pengolahan data dengan penentuan sampel, uji validitas, uji reliabilitas dan analisis diskriminan.

HASIL PENELITIAN
Dapat disimpulkan bahwa :
a) Terdapat perbedaan perilaku yang nyata antara konsumen yang sering berbelanja dengan mereka yang jarang berbelanja di PT. X.
b) Variabel yang paling membedakan perilaku kedua kelompok pembeli tersebut adalah variabel harga dan AC.
c) Variabel harga merupakan variabel yang paling membedakan perilaku konsumen ‘sering beli’ atau ‘jarang beli’. Sedangkan variabel AC sebagai pembeda perilaku konsumen berikutnya.
d) sikap konsumen terhadap delapan variabel (lay out, lengkap, music, lampu, pelayanan karyawan, pelayanan kasir, promosi dan image) relative sama, jika kelompok ‘sering beli’ bersikap positif terhadap lay out, maka kelompok ‘jarang beli’ juga bersikap positif, sehingga faktor lay out tidak membuat konsumen berbeda perilaku.
e) Model diskiminan yang ada ternyata valid dan dapat digunakan, karena tingkat ketepatannya 60,7% (750%) dan mempunyai cross validation 60,7%.

TUGAS RISET PEMASARAN KELOMPOK

PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PERILAKU KONSUMEN DENGAN METODE DISKRIMINAN
( Kasus di PT. X, Solo )


DISUSUN OLEH : MEYTI MELANTIKA ( 10206613 )



KELAS : 4EA03




2009



PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Semakin banyaknya perusahaan yang menawarkan produk dan jasa, maka konsumen memiliki pilihan yang semakin banyak, dengan demikian kekuatan tawar-menawar konsumen semakin besar. Oleh karena itu, perusahaan seharusnya mengetahui apa kebutuhan dan keinginan konsumen, kemudian berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut.
Harapan pelanggan diyakini mempunyai peranan yang besar dalam menentukan kualitas produk (barang dan jasa) dan kepuasan pelaanggan. Dengan demikian, harapan pelanggan yang melatarbelakangi mengapa 2 organisasi padaa bisnis yang sama dapat dinilai berbeda oleh pelanggannya.

1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Faktor apa yang membedakan (pendiskriminan) perilaku konsumen dalam membeli di PT. X ?
2. Konsumen yang mana dan bagaimana yang menjadi pelanggan PT. X ?
3. Strategi apa yang digunakan untuk meraih pembeli agar menjadi pelanggan ?

1.3. Batasan Masalah
Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen yang telah berbelanja di PT. X dengan jumlah responden sebanyak 150 orang.




DASAR TEORI
2.1. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah suatu tindakan langsung dalam mendapatkan, Imengkonsumsi, serta menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului tindakan tersebut.
2.2. Konsumen
Konsumen adalah orang yang menggunakan barang-barang secara langsung untuk memnuhi kebutuhan manusia.

2.3. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen.

2.4. Analisis Diskriminan
Analisis Diskriminan adalah model statistic untuk mengelompokkan atau mengklasifikasi sejumlahh objek ke dalam beberapa kelompok, berdasarkan beberapa variabel, sedemikian sehingga setiap objek yang menjadi lebih daripada satu kelompok.

METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah PT. X, Solo.

3.2. Sumber Data
1. Data Primer, merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama, baik individu atau perseorangan.
2. Data Sekunder, merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan dalam bentuk tabel atau diagram.

3.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan wawancara, kuisioner, studi pustaka dan dokumendasi.

TEKNIK PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA
1. Penentuan Sampel
Jumlah sampel dicari dengan rumus berikut :
( Z α/2 )² . p .q
N =
e ²

Ket : N = jumlah sampel minimum
Z = nilai distribusi normal
e = toleransi normal
p = prosentase konsumen dijawab benar
q = prosentase konsumen dijawab salah

2. Uji Validitas
Yaitu tingkat kemampuan instrument penelitian untuk mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang hendak diungkapkan.
Dalam penelitian ini, menggunakan korelasi product moment.

3. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas berkaitan dengan masalah adanya kepercayaan terhadap alat uju instrument.

4. Analisis Diskriminan
Untuk model diskriminan dengan 3 kelompok, pembagian variabel bebas tidak sepertii kasus 2 kelompok, yakni ‘langsung’ variabel a ke kelompok 1, variabel b ke kelompok 2, dan seterusnya.

HASIL PENELITIAN
1. Penetuan Sampel
Menggunakan metode stratified random sampling.
N = 138,30
138,30 menunjukkkan jumlah sampel minimum dengan menggunakan sampel sebanyak 150.

2. Uji Validitas
Dari hasil perhitungan diperoleh tingkat signifikan yang tinggi dikatakan valid jika r hitung > r tabel.
Dengan sampel sebanyak 150, diperoleh r tabel = 0.159 (taraf signifikan 5%)
r hitung = 0.554 0,562 0.358 0.356
0.560 0.427 0.520 0.425
0.486 0.462

3. Uji Reliabilitas
Dikatakan reliable apabila r hitung > r tabel. Hasil uji menunjukkan bahwa ddata mempunyai tingkat reliabel di atas r tabel yaitu 0.6953.

4. Analisis Diskriminan
a. Analysis Case Processing Summary
menyatakan bahwa responden semuanya valid untuk diproses.
b. Group Statistic
tabel yang menunkjukkan jumlah responden yang mempunyai perilaku beli, sering beli, dan jarang beli.
Dari tabel terlihat ada 81 responden yang mempunyai perilaku beli ‘sering’ dan ‘69’ responden berperilaku ‘jarang’. Sedangkan total adalah jumlah keseluruhan responden, yaitu 81 + 69 = 150 responden.

c. Test of Equity Group Means
Pada bagian ini, analisis Diskriminan akan membagi responden ke dalam 2 grup, yaitu grup ‘sering’ dan grup ‘jarang’ untuk setiap variabel yang ada.
d. Variable entered / removed
menyajikan semua variabel yang dianalisis, variabel mana yang dapat dimasukkan dalam persamaan diskriminan.
e. Variable in The Analysis
Merupakan penjelasan proses tahap sebelumnya mengenai pemilihan variabel yang dimasukkan ke dalam model.
f. Classification Result
menunjukkan angka ketepatan prediksi dari model diskriminan. Ketepatan di atas 50% dianggap valid.

Kesimpulan :
Terdapat perbedaan perilaku yang nyata antara konsumen yang sering berbelanja dengan yang jarang berbelanja.

ETIKA DALAM BISNIS

ABSTRAK

Etika adalah suatu cabang dari filosofi yang berkaitan dengan kebaikan dengan kebaikan atau moralitas dari perilaku manusia.
Etika bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan manajer dan segenap karyawan dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik.
Di era kompetisi yang ketat ini, reputasi perusahaan yang baik dilandasi oleh etika bisnis yang merupakan sebuah competitive advantage yang sulit ditiru. Oleh karena itu, perilaku etika penting diperlukan untuk menccapai sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis.

PENDAHULUAN
Permasalahan Etika Dalam Bisnis
Ada 2 berita yang mempertanyakan apakah etika dan bisnis berasal dari dua dunia berlainan. Pertama, melubernya lumpur dan gas panas di Kabupaten Sidoajo yang disebabkan eksploitasi gas PT X. Dalam kasus ini, bencana memaksa penduduk untuk ke rumah sakit. Perusahaan pun terkesan lebih mengutamakan penyelamatan asset-asetnya daripada mengatasi soal lingkungan dan social yang ditimbulkan.
Kasus yang kedua, mengenai obat anti nyamuk Y yang diketahui memakai bahan pestisida berbahaya yang dilarang penggunaannya sejak tahun 2004. Pada kasus ini, meski perusahaan pembuat sudah meminta maaf dan berjanji akan menarik produknya, ada kesan permintaan maaf itu klise. Penarikan produk yang kandungannya bisa menyebabkan kanker itu terkesan tidak sungguh-sungguh dilakukan. Produk berbahaya itu masih beredar di pasaran. Atas kasus itu, kedua perusahaan terkesan melarikan diri dari tanggung jawab.
Dari kasus-kasus yang disebutkan, bagaimana perusahaan bersedia melakukan apa saja demi laba. Wajar bila ada kesimpulan, dalam bisnis satu-satunya etika yang diperlukan hanya sikap baik dan sopan kepada pemegang saham.
Harus diakui, kepentingan utama bisnis adalah menghasilkan keuntungan maksimal bagi shareholders. Focus itu membuat perusahaan yang berpikiran pendek dengan segala cara berupaya melakukan hal-hal yang bisa meningkatkan keuntungan. Kompetisi semakin ketat dan konsumen yang kian rewel sering menjadi faktor pemicu perusahaan mengabaikan etika dalam berbisnis.
Praktik Bisnis Masih Abaikan Etika
Keberadaan etika dan moral pada diri seseorang atau sekelompok orang sangat tergantung pada kualitas system kemasyarakatan yang melingkupinya.Walaupun seseorang atau sekelompok orang dapat mencoba mengendalikan kualitas etika dan moral mereka, tetapi sebagai sebuah variabel yang sangat rentan terhadap pengaruh kualitas system kemasyarakatan, kualitas etika dan moral seseorang atau sekelompok orang sewaktu-waktu dapat berubah.
Baswir (2004), berpendapat bahwa pembicaraan mengenai etika dan moral bisnis sesungguhnya tidak terlalu relevan bagi Indonesia. Sangat lumrah di negeri ini untuk menyimpulkan bahwa berbisnis sama artinya dengan menyiasati hokum. Akibatnya, para pebisnis di Indonesia tidak dapat lagi membedakan antara batas wilayah etika dan moral dngan wilayah hukum.

Etika Bisnis : Suatu Kerangka Global
Masalah etika dapat diklasifikasikan ke dalam 5 kategori, yaitu :
1. Suap ( Bribery )
Tindakan berupa menawarkan, memberi, menerima atau meminta sesuatu yang berharga dengan tujuan mempengaruhi tindakan seseorang pejabat dalam melaksanakan kewajiban publik.
2. Paksaan ( Coercion )
Tekanan, batasan, dorongan dengan paksa atau dengan menggunakan jabatan atau ancaman.
Coercion dapat berupa ancaman untuk mempersulit kenaikan jabatan, pemecatan, atau penolakan industry terhadap seorang individu.
3. Penipuan ( Deception )
Tindakan memperdaya, menyesatkan yang disengaja dengan mengucapkan atau melakukan kebohongan.
4. Pencurian ( Theft )
Merupakan tindakan mengambil sesuatu yang bukan hak kita atau mengambil property milik orang lain tanpa persetujuan pemiliknya.
5. Diskriminan tidak jelas ( Unfair Discrimination )
Perlakuan tidak adil atau penolakan terhadap orang-orang tertentu yang disebabkan oleh ras, jenis kelamin, kewarganegaraan atau agama.
Pentingnya Etika Dalam Dunia Bisnis
Perilaku etika penting diperlukan untuk mencapai sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis. Pentingnya etika bisnis tersebut berlaku untuk kedua perspektif, baik lingkup makro maupun mikro yang akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Perspektif Makro
Pertumbuhan suatu Negara tergantung pada market system yang berperan lebih efektif daripada command system dalam mengalokasikan barang dan jasa.
Beberapa kondisi yang diperlukan market system untuk dapat efektif, yaitu : (a) hak memiliki dan mengelola property swasta. (b) kebebasan memilih dalam perdagangan barang dan jasa. (c) ketersediaan informasi yang akurat berkaitan dengan barang dan jasa jika salah satu subsistem dalam market system melakukan perilaku yang tidak etis, maka hal ini akan mempengaruhi keseimbangan system dan menghambat pertumbuhan system secara makro.
2. Perspektif Mikro
Dalam lingkup ini, perilaku etika identik dengan kepercayaan atau trust. Dalam lingkup mikro terdapat rantai relasi dimana supplier, perusahaan, konsumen, karyawan saling berhubungan kegiatan bisnis yang akan berpengaruh pada lingkup makro.
Tiap mata rantai penting dampaknya untuk selalu menjaga etika, sehingga kepercayaan yang mendasari hubungan bisnis dapat terjaga dengan baik.

PENUTUP
1. Etika adalah suatu cabang dari filosofi yang berkaitan dengan kebaikan atau moralitas dari perilaku manusia. Dalam pengertian ini, etika diartikan sebagai aturan-aturan yang tidak dapat dilanggar dari perilaku yang diterima masyarakat sebagai baik atau buruk, sedangkan penentuan baik dan buruk oleh suatu masalah selalu berubah.
2. Etika bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan manajer dan segenap karyawan dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik.
3. Paradigma etika dan bisnis adalah dunia yang berbeda sudah saatnya dirubah menjadi paradigm etika terkait dengan bisnis antara etika dan laba.

sumber: google.com

Sabtu, 10 Oktober 2009

TUGAS DISCUSS ETIKA BISNIS......

ETIKA BISNIS

MONEY GAME BERMUNCULAN

TUGAS DISKUSI :
1. Setujukan Anda dengan bisnis money game ? uraikan argument Anda !
Jawab :
Kurang setuju. Karena menurut Saya sekarang ini banyak bisnis money game yang tidak jelas tujuannya, tidak jelas pula perusahaannya. Bisnis tersebut untuk sekarang hanya kedok belaka atau sekedar ikut-ikutan karena banyaknya peminat untuk mengikuti bisnis tersebut yang pada akhirnya akan merugikan masyarakat dikarenakan untuk bisnis tersebut hanya menguntungkan bagi anggota yang bergabung di awal perusahaan berdiri. Untuk anggota terakhir malah akan mendapat rugi.

2. Evaluasilah argument pihak yang terkait dengan bisnis ini !
Jawab :
Menurut Saya, sikap depag dan lembaga yang terkait lainnya dalam mengurus ijin usaha sebuah bisnis sudah cukup tegas untuk tidak sembarangan dalam memberikan ijin usaha agar tidak ada lagi masyarakat yang tertipu untuk bergabung dalam bisnis ini.

3. Evaluasilah mengapa bisnis money game bisa tumbuh subur di Indonesia!
Jawab :
Menurut Saya karena masyarakat Indonesia mudah tergiur akan sesuatu yang dinilai menguntungkan. Banyak orang yang mudah sekali tertipu dengan iming-iming keuntungan yang besar dan modal yang bisa dikatakan cukup mudah bagi siapa saja untuk masuk menjadi anggota. Syarat yang diajukan juga tidak terlalu sulit, hanya mencari anggota baru sehingga perusahaan mendapatkan untung besar. Mungkin inilah yang menyebabkan bisnis tersebut bisa tumbuh subur di Indonesia.

4. Haruskah bisnis ini dilarang. Jelaskan argument Anda dari sudut pandang bisnis sebagai profesi yang luhur !
Jawab :
Untuk melarang Saya rasa pemerintah akan mengalami kesulitan, karena bisa dibayangkan berapa banyaknya bisnis seperti ini yang berkembang setiap harinya sedangkan untuk melarang pun belum ada tindakan hukum yang bisa menindak tegas masalah ini. Yang jelas sebaiknya pemerintah lebih selektif dalam memberikan ijin usahanya. Seandainya perusahaan yang ada mempunyai tujuan yang jelas dan tidak merugikan masyarakat, Saya rasa sah-sah saja bisnis tersebut diberikan ijin usaha.

5. Bagaimana pandangan anda terhadap prinsip etika bisnis ‘what is legal is ethical’. (asal tidak melanggar hukum ya etis).
Jawab :
Menurut Saya sah-sah saja, asalkan perusahaan dan tujuannya jelas Saya rasa tidak ada masalah dan tidak perlu dipersulit ijin usahanya. Bukannya seharusnya kita bangga karena masyarakat kita semakin kreatif dalam mengembangkan dan meluaskan usahanya.