Teori – teori Kepemimpinan
Menurut Nielche Patric, Secara pokok, ada tiga dasar teori untuk menjelaskan bagaimana menjadi seorang pemimpin. Di antara ketiganya, dua yang pertama menjelaskan pengembangan kepemimpinan pada sejumlah kecil orang. Teori-teori ini adalah :
1. Teori Pembawaan
Sifat pembawaan seseorang memungkinkan membawa orang ke dalam aturan kepemimpinan.
2. Teori Peristiwa Besar
Krisis atau situasi kritis mungkin menyebabkan seseorang muncul ke permukaan, yang membawa kualitas kepemimpinan luar biasa ke dalam seseorang yang biasa-biasa saja.
3. Teori Perubahan Kepemimpinan
Orang dapat memilih untuk menjadi pemimpin. Keahlian kepemimpinan dapat dipelajari. Seseorang dapat dilatih melalui kursus dan program-program latihan lainnya untuk menjadi seorang pemimpin.
Teori Kepemimpinan menurut Fx. Suwarto, Drs., MS. Terdiri dari :
1. Teori Sifat
kepemimpinan menitikberatkan pengidentifikasian ciri-ciri yang efektif. Pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa dapat ditemukan sejumlah individu terbatas dari pemimpin yang efektif. Teori sifat juga dapat disebut teori ciri kepemimpinan.
Teori ciri kepemimpinan adalah teori yang mencari cirri kepribadian, social fisik / kemampuan, dan intelektual / intelegensial yang membedakan pimpinan dan bukan pimpinan.
2. Teori Perilaku Personal / Pribadi
Teori perilaku kepemimpinan adalah teori yang mengemukakan bahwa perilaku spesifik membedakan pemimpin dan bukan pemimpin.
3. Teori Situasional
Teori kepemimpinan situasional adalah suatu teori kemungkinan yang memuaskan perhatian pada kesiapan para pengikut.
Sedangkan menurut Prof. DR. Yayat Hayati Djatmiko, teori kepemimpinan terdiri dari :
1. Teori Berdasarkan ciri-ciri
Ciri-ciri tersebut antara lain :
a) Mempunyai pengetahuan yang luas.
Dalam menjalankan fungsinya, seorang pemimpin dituntut memahami secara tepat bukan hanya berbagai segi kegiatan dari organisasi yang dipimpinnya, tetapi apa yang terjadi di sekeliling organisasi.
b) Adanya kemampuan bertumbuh dan berkembang.
Salah satu faktor penyebab keberhasilan seorang pemimpin ialah sikap dan tindakannya yang responsif terhadap segala perubahan yang terjadi sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi.
c) Mempunyai sifat yang inkuisif.
Yang dimaksud dengan sikap ini adalah rasa ingin tahu segala sesuatu yang terjadi bukan hanya dalam lingkungan organisasi yang dipimpinnya, akan tetapi disekelilingnya.
d) Mempunyai kemampuan analitik.
Berpikir dengan menggunakan daya kognitif dan daya nalar secara teratur dan intensif.
e) Mempunyai daya ingat yang kuat.
f) Adanya kapasitas integratif.
Peranan seorang pemimpin yang melihat kepentingan organisasi sebagai keseluruhan dan tidak terbatas.
g) Menguasai keterampilan berkomunikasi secara efektif.
h) Mempunyai keterampilan mendidik.
i) Berpikir secara Rasionalitas.
j) Obyektivitas.
k) Mempunyai sikap pragmatisme.
l) Mempunyai kemampuan menentukan skala prioritas.
m) Mempunyai kemampuan membedakan yang urgen dan yang penting.
n) Tepat waktu.
o) Mempunyai rasa kohensi yang tinggi.
p) Mempunyai naluri relevansi.
q) Keteladanan.
r) Kesediaan menjadi pendengar yang baik.
s) Adaptibilitas.
Sejauh makna seorang pemimpin mampu melakukan penyesuaian tertentu yang dituntut oleh suatu perubahan dalam lingkungan organisasi.
t) Fleksibilitas.
Dalam diri seorang pemimpin, diharapkan sikap yang luwes, mampu membaca situasi secara tepat.
u) Ketegasan.
v) Orientasi masa depan.
2. Teori ketergantungan pada keadaan
Teori ini dikenal dengan nama teori contingency. Inti pemikiran yang terkandung dalam teori ini adalah bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang dalam suatu organisasi sangat tergantung pada kemampuan menyesuaikan gaya kepemimpinan yang menjadi karakteristik utamanya dengan tuntutan pelaksanaan tugas yang harus terselenggara dalam organisasi.
3. Teori Jalan tujuan
Setiap pemimpin menyadari bahwa salah satu alasan para bawahannya menggabungkan diri dengan organisasi ialah agar berbagai tujuan pribadinya tercapai, artinya dengan mengarahkan waktu, tenaga dan pengetahuan atau keterampilannya ia akan memperoleh imbalan tertentu yang memungkinkan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya.
4. Teori Keperilakuan
Ditinjau dari sudut ini, dua dimensi yang menonjol dalam persepsi seorang manajer ialah pertama prakarsanya dalam menentukan stuktur tugas harus dilaksanakan para bawahannya, kedua, tingkat perhatian yang diberikan kepada bawahannya dengan berbagai tujuan, harapan, cita-cita, keinginan, kepentingan, dan kebutuhannya.
5. Teori Situsional
Dalam teori ini, kepemimpinan bergantung pada situasi tugas (kompleksitas, jenis, teknologi, besar) serta gaya norma kelompok, rentang kendali, ancaman, tekanan, dan budaya organisasi.
6. Teori Pimpinan-Partisipasi
Teori ini berkisar pada pandangan bahwa analisa terakhir efektivitas seorang manajer sangat tergantung pada tingkat kemampuannya untuk mengikutsertakan para bawahannya dalam seluruh proses manajemen, terutama dalam proses pengambilan keputusan.
7. Teori Penerimaan
Teori ini dikenal dengan istilah Acceptance Theory, yang intinya terletak pada pendapat yang mengatakan bahwa efektivitas kepemimpinan seorang tercermin dari pengakuan dan penerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang bersangkutan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Thanks, sangat membantu...
BalasHapus